OKSIGEN, HIDROGEN, DAN AIR
oleh : Istianah , Layyinatusyifa (mahasiswa tadris kimia 2010 IAIN WALISONGO semarang)
1.
Oksigen
a.
Teori flogiston
Stahl membantu mengembangkan dan memopulerkan teori flogiston.
Dalam percobaan Robert Hooke, Ole Borch, Mikhail Lomonosov, dan Pierre Bayen, percobaan mereka semuanya menghasilkan oksigen, namun
tiada satupun dari mereka yang mengenalinya sebagai unsur. Hal ini kemungkinan
besar disebabkan oleh prevalensi filosofi pembakaran dan korosi yang dikenal sebagai teori flogiston.
Teori flogiston
dikemukakan oleh alkimiawan Jerman, J. J. Becher pada tahun 1667, dan dimodifikasi oleh kimiawan Georg Ernst
Stahl pada tahun 1731. Teori flogiston menyatakan bahwa
semua bahan yang dapat terbakar terbuat dari dua bagian komponen. Salah satunya
adalah flogiston, yang dilepaskan ketika bahan tersebut dibakar, sedangkan
bagian yang tersisa setelah terbakar merupakan bentuk asli materi tersebut.
Bahan-bahan yang
terbakar dengan hebat dan meninggalkan sedikit residu (misalnya kayu dan batu
bara), dianggap memiliki kadar flogiston yang sangat tinggi, sedangkan
bahan-bahan yang tidak mudah terbakar dan berkorosi (misalnya besi), mengandung
sangat sedikit flogiston. Udara tidak memiliki peranan dalam teori flogiston.
Tiada eksperimen kuantitatif yang pernah dilakukan untuk menguji keabsahan
teori flogiston ini, melainkan teori ini hanya didasarkan pada pengamatan bahwa
ketika sesuatu terbakar, kebanyakan objek tampaknya menjadi lebih ringan dan
sepertinya kehilangan sesuatu selama proses pembakaran tersebut. Fakta bahwa
materi seperti kayu sebenarnya bertambah berat dalam proses pembakaran
tertutup oleh gaya apung yang dimiliki oleh produk pembakaran yang berupa gas
tersebut. Sebenarnya pun, fakta bahwa logam akan bertambah berat ketika
berkarat menjadi petunjuk awal bahwa teori flogiston tidaklah benar (yang mana
menurut teori flogiston, logam tersebut akan menjadi lebih ringan).
b. Oksigen unsur
Oksigen atau zat asam
adalah unsur kimia dalam sistem tabel
periodik yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya
(utamanya menjadi oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak
berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen diatomik mengisi 20,9% volume atmosfer bumi.
Semua kelompok molekul struktural yang terdapat pada
organisme hidup, seperti protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung oksigen. Demikian pula senyawa
anorganik yang terdapat pada cangkang, gigi, dan tulang hewan.
Oksigen dalam bentuk O2 dihasilkan dari air oleh sianobakteri, ganggang, dan tumbuhan selama fotosintesis, dan digunakan pada respirasi sel oleh hampir semua makhluk hidup. Oksigen beracun bagi organisme anaerob, yang merupakan bentuk kehidupan paling dominan pada masa-masa awal
evolusi kehidupan. O2 kemudian mulai berakumulasi pada atomsfer
sekitar 2,5 miliar tahun yang lalu. Terdapat pula alotrop oksigen lainnya, yaitu ozon (O3). Lapisan ozon pada atomsfer membantu
melindungi biosfer dari radiasi ultraviolet, namun pada permukaan bumi ia adalah polutan yang merupakan produk samping
dari asbut.
Oksigen secara terpisah
ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele di Uppsala pada tahun 1773 dan Joseph
Priestley di Wiltshire pada tahun 1774. Temuan Priestley lebih terkenal oleh karena publikasinya
merupakan yang pertama kali dicetak. Istilah oxygen diciptakan oleh Antoine
Lavoisier pada tahun 1777, yang eksperimennya dengan oksigen
berhasil meruntuhkan teori flogiston pembakaran dan korosi yang terkenal. Oksigen secara industri dihasilkan dengan distilasi bertingkat udara cair, dengan munggunakan zeolit untuk memisahkan karbon
dioksida dan nitrogen dari udara, ataupun elektrolisis
air, dll. Oksigen digunakan dalam produksi baja, plastik, dan tekstil, ia juga
digunakan sebagai propelan roket, untuk terapi oksigen, dan sebagai penyokong kehidupan pada pesawat
terbang, kapal selam, penerbangan
luar angkasa, dan penyelaman.
Banyaknya oksigen unsur yang berada dalam udara adalah kira-kira 21
persen volume (23 persen bobot). Terdapat tiga bentuk gas, yang molekulnya
berbeda sebagai berikut: molkul monoatom O, molekul diatom O2, dan
molekul triatom, O3. Unsur-unsur yang berada lebih dari satu bentuk
molekul atau kristal, dikatakan bersifat aloprotik (Yunani: allos
tropos, cara lain), dan bentuk-bentuk itu disebut alotrop. Ketiga bentuk
alotrop oksigen berlainan sifat fisika dan kimianya, dan disebut oksign atom,
oksigen biasa dan ozon. Dalam atmosfer, hampir semua oksigen berada sebagai
molekul O2, dan kedua bentuk lain relatif bertambah banyak di bagian
atas atmosfer.
Ketiga isotop tak radioaktif yang trdapat dalam alam:16O,
17O, dan 18O. Tepatnya 99,76% dari semua atom oksigen
yang terdapat dalam alam adalah jenis dari jenis 16O, sekitar 0,04
persen dari 17O, dan 0,20 persen dari 18O.
Keterangan Umum Unsur
|
|||||||||||||||||||||||||
oksigen, O, 8
|
|||||||||||||||||||||||||
15,9994(3) g/mol
|
|||||||||||||||||||||||||
1s2 2s2 2p4
|
|||||||||||||||||||||||||
2, 6
|
|||||||||||||||||||||||||
Ciri-ciri fisik
|
|||||||||||||||||||||||||
(0 °C; 101,325 kPa)
1,429 g/L |
|||||||||||||||||||||||||
(O2) 0,444 kJ/mol
|
|||||||||||||||||||||||||
(O2) 6,82 kJ/mol
|
|||||||||||||||||||||||||
(25 °C) (O2)
29,378 J/(mol·K) |
|||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||
Ciri-ciri atom
|
|||||||||||||||||||||||||
Kubus
|
|||||||||||||||||||||||||
−2, −1
(oksida netral) |
|||||||||||||||||||||||||
pertama: 1313,9 kJ/mol
|
|||||||||||||||||||||||||
ke-2: 3388,3 kJ/mol
|
|||||||||||||||||||||||||
ke-3: 5300,5 kJ/mol
|
|||||||||||||||||||||||||
Jari-jari
atom (terhitung)
|
|||||||||||||||||||||||||
Lain-lain
|
|||||||||||||||||||||||||
(300 K) 26,58 mW/(m·K)
|
|||||||||||||||||||||||||
(gas, 27 °C) 330 m/s
|
|||||||||||||||||||||||||
Isotop
|
|||||||||||||||||||||||||
|
c.
Senyawa Oksigen
Air (H2O)
adalah senyawa oksigen yang paling dikenal.
Keadaan oksidasi okesigen adalah -2 untuk hampir semua senyawa oksigen yang diketahui.
Keadaan oksidasi -1 ditemukan pada beberapa senyawa seperti peroksida. Senyawa oksigen dengan keadaan oksidasi lainnya sangat jarang ditemukan,
yakni -1/2 (superoksida), -1/3 (ozonida), 0 (asam hipofluorit), +1/2 (dioksigenil), +1 (dioksigen difluorida), dan +2 (oksigen difluorida).
Air (H2O) adalah oksida hidrogen dan merupakan senyawa oksigen yang paling dikenal. Atom hidrogen secara kovalen berikatan dengan oksigen. Selain itu, atom hidrogen juga berinteraksi
dengan atom oksigen dari molekul air lainnya (sekitar 23,3 kJ·mol−1
per atom hidrogen). Ikatan
hidrogen antar molekul air ini menjaga kedua molekul 15% lebih
dekat daripada yang diperkirakan apabila hanya memperhitungkan gaya Van der Waals.
Senyawa oksida seperti besi oksida atau karat terbentuk ketika oksigen bereaksi dengan unsur lainnya.
Oleh karena elektronegativitasnya, oksigen akan membentuk ikatan kimia dengan hampir semua unsur lainnya pada suhu tinggi dan menghasilkan
senyawa oksida. Namun, terdapat pula beberapa unsur yang secara spontan akan membentuk
oksida pada suhu dan tekanan standar. Perkaratan besi merupakan salah satu contohnya. Permukaan logam seperti aluminium dan titanium teroksidasi dengan keberadaan udara dan membuat permukaan logam tersebut
tertutupi oleh lapisan tipis oksida. Lapisan oksida ini akan mencegah korosi
lebih lanjut. Beberapa senyawa oksida logam transisi ditemukan secara alami
sebagai senyawa non-stoikiometris. Sebagai contohnya, FeO (wustit) sebenarnya berumus Fe1 − xO, dengan x
biasanya sekitar 0,05.
Di atmosfer pula, kita dapat menemukan sejumlah kecil
oksida karbon, yaitu karbon
dioksida (CO2). Pada kerak bumi pula dapat ditemukan berbagai senyawa oksida, yakni oksida silikon (Silika SO2) yang ditemukan pada granit dan pasir, oksida aluminium (aluminium
oksida Al2O3 yang ditemukan pada bauksit dan korundum), dan oksida besi (besi(III) oksida Fe2O3) yang ditemukan pada hematit dan karat logam.
Kerak
umi yang terdiri dari permukaan luar dan padat planet ini dengan tebal 4-20
mil, terdiri dari hampir seluruhnya dari senyawa oksigen. Jadi oksigen
merupakan unsur yang paling melimpah dalam bagian-bagian planet kita. Air
merupakan merupakan salah satu senyawaan yang paling melimpah yang mengandung
oksigen dalam keadaan bersenyawa. Senyawa lain adalah senyawa yang sangat
kompleks, yang disebut silikat-silikat, yang terdiri dari oksigen, silikon, dan
unsur-unsur lain yang beraneka ragam. Senyawa oksigen lain yang lebih sederhana
dan kuantitasnya lebih rendah adalah misalnya, sulfat, karbonat, fosfat, nitrat
dan oksida logam, yang juga terdapat dalam kerak bumi. Terdapat senyawa-senyawa
non-oksigen dalam jumlah kecil, seperti sulfida dan klorida logam, misalnya ZnS
dan NaCl.
Oksigen
juga merupakan suatu komponen dari praktis semua senyawa organik yang terdapat
dalam tubuhan dan hewan. Ini mencakup protein, lemak, karbohidrat, vitamin,
hormon, enzime, virus dan bakteri.
d.
Sumber Oksigen
Unsur yang Murni
Atmosfer
merupakan sumber utama oksigen untuk penggunaan komersial. Oksigen dipisahkan
dari gas-gas lain dngan mula-mula mencairkan udara dan kemudian menyuling
cairan ini. Nitrogen (titik didih, -196 0C) dan argon (titik didih,
-186 0C) cenderung menguap lebih dulu, karena titik didihnya lebih
rendah daripada oksigen (titik didih -183 0C). Oksigen yang relatif
murni itu kemudian disimpan dalam silinder baja dengan tekanan awal biasanya
sebesar 135 atm (2000 psi). Sumber oksigen unsur yang murni diantaranya:
Dari Senyawa Anorganik. Kebanyakan
senyawa oksigen anorganik yang terdapat dalam alam bersifat sangat stabil.
Senyawa semacam ini tidak terurai bila dipanasi, kecuali pada temperatur yang
sangat tinggi. Namun, beberapa senyawa anorganik dapat agak mudah dipilorisis
(diuraikan dengan pemanasan), memberikan oksigen unsur sebagai produk reaksi.
persamaan berikut ini melukiskan hal itu:
2HgO → 2Hg + O2
merkurium (II) oksida
2Ag2O → 4Ag + O2
perak oksida
2KClO3 → 2KCl + 3O2
kalium
klorat kalium
klorida
2NaNO3 → 2NaNO2
+ O2
natrium
nitrat natrium nitrit
Meskipun oksigen tersedia dari sumber komersial dalam silinder dari
berbagai ukuran dengan harga murah, seringkali diinginkan dalam latihan-latihan
di laboratorium kimia umum untuk membuat unsur ini dalam jumlah kecil. kalsium
klorat, KClO3, barangkali paling sering digunakan untuk maksud ini.
Garam ini dipilorisis pada suatu temperatur sedikit demi sedikit diatas titik
lelehnya setinggi 368 0C. Karena oksigen tidak cukup banyak larut
dalam air. Mskipun raksi ini eksoterm, tetapi cenderung berjalan perlahan-lahan
bahkan juga setelah tmperatur penguraian dicapai.
Oksigen juga dapat diperoleh sebagai hasil sampingan dalam membuat
hidrogen dengan elektrolisis air dan dengan memanasi peroksida, misalnya
hidrogen peroksida, H2O2. Namun reaksi ini tidak
digunakan baik sebagai metoda laboratorium maupun metoda laboratorium maupun
metoda komersial utama, untuk menghasilkan oksigen.
e.
Reaksi Oksigen
Keelektronegatifan
yang tinggi dari atom oksigen yakni 3,5, menunjukkan kecenderungan yang besar
dari oksigen untuk membentuk senyawa dengan ikatan ion maupun kovalen polar.
Umumnya, reaksi dengan oksigen unsur memberikan produk oksida, dalam mana
keadaan oksidasi oksigen adalah -2.
Contoh pembentukan oksida mencakup reaksi dengan logam-logam tertentu, bukan
logam, dan senyawa organik.
Dengan logam terbentuk senyawa ion:
4Li + O2 → 2Li2O
litium oksida
Dengan bukan-logam terbentuk senyawa kovalen:
C + O2 → CO2
karbon dioksida
Banyak senyawa organik terbakar dalam oksigen menghasilkan karbon
dioksida dan air, contoh:
CH4 + 2O2 → CO2
+ 2H2O
metana
Semua reaksi oksidasi ini adalah
eksoterm. Pada temperatur yang cukup tinggi, tiap reaksi berlangsung dengan
cepat dan membebaskan kalor maupun cahaya. Bila ini terjadi, maka reaksi itu
dirujuk sbagai suatu pembakaran.
Oksigen dalam udara terus menerus bersentuhan dengan zat-zat seprti
kayu, kertas, bensin, batubara, zink, dan alumunium. Namun pada temperatur
kamar, bahan yang mudah terbakar ini bereaksi sangat lambat atau praktis tak
beraksi sama sekali. Perilaku ini melukiskan suatu azas yang penting. Tak ada
hubungan antara kecepatan suatu reaksi dan perubahan energi yang terlibat dalam
reaksi itu.
a)
Senyawa antara
Dalam hal-hal tertentu, hasil reaksi yang diperoleh bergantung pada
banyaknya oksigen yang tersedia untuk reaksi itu. Misalnya, bila karbon
bereaksi dengan oksigen yang banyaknya terbatas, akan terbentuk kebanyakan
karbon monoksida, CO:
2C +
O2 → 2CO
Namun karbon monoksida mampu mengalami oksidasi lebih lanjut
menjadi karbon dioksida, CO2:
2CO
+ O2 → 2CO2
Dalam reaksi langsung antara oksigen dengan karbon, jika tersedia
oksigen berlebih, karbon bereaksi, hampir seluruhnya membentuk karbon dioksida.
Dalam hal ini, karbon monoksida merupakan suatu senyawaan antara, yaitu suatu
senyawa yang mula-mula terbentuk, tetapi bereaksi lebih lanjut pada kondisi
reaksi itu.
b)
Pencemaran
Udara oleh Karbon Monoksida
Hasil pembakaran sempurna hidrokarbon adalah karbon dioksida dan
air. Hidrokarbon merupakan penyusun utama bensin. Sayang, dalam mesin mobil
yang di tune-up dengan baik, pembakaran bensin tak pernah sempurna. Beberapa
karbon monoksida terbentuk. Zat beracun ini sangat berbahaya karena mudah
bersenyawa dengan hemoglobin dalam darah dan karenanya menghalangi pengangkutan
oksigen dari paru-paru ke jaringan. Adanya karbon monoksida tidak dapat
dideteksi hanya dengan indera, karena gas itu tidak nampak, tak berbau dan tak
bercitarasa. Meskipun standar kualitas udara federal (Amerika Serikat)
merekomendasikan hanya 9 bagian tiap juta, atau 9 ppm, sebagai konsentrasi
selama 8 jam, kadar karbon monoksida dapat melebihi 30 ppm selama berjam-jam
pada suatu ketika, di jalan di kota-kota yang padat lalu lintasnya.
c)
Oksidasi
Temperatur Rendah
Oksigen
bukan hanya berpean dalam reaksi pada tempratur tinggi. Jika preaksi yang lain
cukup aktif, suatu reaksi akan perperan dalam temperatur ruang, meskipun
perlahan-lahan. Logam yang aktif dari golongan IA dan IIA bereaksi
berlahan-lahan dengan oksigen pada temperatur rendah.
d)
Pembakaran
Meledak
Pada
kondisi normal suatu cairan atau zat padat yand dapat dibakar, terbakar dengan
tenang karena oksigen dari udara hanya bersentuhan dngan permukaan dan dengan
sedikit gas yang menguap dari dalam permukaan itu. Sebaliknya, campuran udara
dan hidrogen, dapat menyakla ke seluruh campuran gas hanya dalam waktu kurang
dari satu detik. Kenaikan temperatur begitu cepat, sehingga suatu pemuaian yang
ekspolsif dari gas-gas panas terjadi, yang dapat memecahkan jendela atau
merobohkan dinding.
f.
Reaksi
Oksidasi-Reduksi
Suatu
reaksi redoks adalah reaksi dalam mana terdapat perubahan dalam keadaan-keadaan
oksidasi. Oksidasi dan reduksi selalu terjadi dengan serempak, karena kenaikan
keadaan oksidasi untuk spesi selalu disertai penurunan keadaan oksidasi untuk
spesi lain.
Oksidasi
didefinisikan dalam arti luas sebagai suatu reaksi dalam mana atom atau ion
mengalami kenaikan dalam keadaan oksidasi. Reduksi didefinisikan dalam
arti luas sebagai suatu reaksi dalam mana atom atau ion mengalami suatu penurunan
dalam keadaan oksidasi. Suatu zat yang menyebabkan oksidasi pada zat lain
disebut bahan pengoksidasi (oxydizing agent). Sedangkan suatu zat yang
menyebabkan reduksi pada zat lain disebut bahan pereduksi. Dalam suatu reaksi
antara suatu logam dan suatu bukan logam, logam itu selalu merupakan bahan
pereduksi, dan bukan logam selalu merupakan bahan pengoksidasi.
Adapun cara untuk menganalisis reaksi redoks adalah sebagai
berikut:
1)
mengenali suatu
persamaan redoks
2)
menulis
persamaan untuk reaksi-setengah untuk oksidasi dan untuk reduksi
3)
menunjukkan
bahwa banyaknya oksidasi tepat diimbangi oleh banyaknya reduksi.
Sebagaimana contoh di bawah ini:
0 0 +3(-1)3
Al + Br2 → AlBr3
Ini
suatu reaksi redoks karena keadaan oksidasi alumunium dan brom berubah.
Persamaan berimbang untuk reaksi-setngah dan reaksi keseluruhan adalah
0 +3
Oksidasi: 2(Al → Al + 3e-)
0 -1
Reduksi: 3(Br2 + 2e- → 2Br)
Reduksi
keseluruhan: 2Al + 3Br2 →
2AlBr3
g.
Penggunaan
Oksigen
Oksigen
merupakan unsur yang berguna baik yang berada secara alamiah di udara, dalam
udara yang diperkaya dengannya, maupun sebagai unsur murni.
Daur
Oksigen-Karbon Dioksida dalam Alam.
Dalam pernafasan dan binatang lain,
udara yang dihirup dibuat bersentuhan dengan darah dalam paru-paru. Di situ
hemoglobin merah tua dari pembuluah darah balik bereaksi dengan oksigen dan
membentuk oksihemoglobin, komponen merah-menyala dalam darah nadi.
Oksihemoglobin ini akan diangkut lewat pembuuh darah ke sel-sel, di mana
oksigen dignakan untuk mengoksidasi makanan mnjadi karbon dioksida, air dan
produk-produk lain, Kebanyakan dalam bentuk ion bikarbonat, dan bersama-sama
dengan hemoglobin diamgkut lewat pembuluh balik ke paru-paru. Karbon dioksida
dibebaskan dalam paru-paru itu dan dibuang lewat nafas, dan daur itu mulai
baru. Reaksi oksidasi dalam sel membaskan energi yang menjaga agar tubuh kita
tetap hangat dan memungkinkan kita bekerja.
Penggunaan Komersial.
Udara yang diperkaya dengan oksigen lazim digunakan dalam peralatan oksigen
untuk peranti pernafasan di rumah sakit, pesawat terbang, tambang dan kapal
selam. Oksigen murni digunakan dalam obor oksi-aksilena dan oksi-hidrogen
maupun dalam mesin dorong roket.
2.
Hidrogen
Hydrogen Unsur, pada
bumi kita hydrogen tidak terdapat dalam bentuk unsure dengan jumlah yang
berarti. Beberapa gas gunung-api mengandung hydrogen unsur, dalam atmosfer
terdapat runutan, tetapi agaknya kurang dari 0,0001%. Meskipun hydrogen unsure
sangat langka di bumi, hydrogen merupakan unsur yang paling berlimpah dalam
jagat raya sebagai suatu keseluruhan. Misalnya, hydrogen unsure merupakan 75%
dari massa matahari.
Senyawa Hidrogen, tersebar
luas dalam alam. Praktis semua senyawaan organic mengandung hydrogen. Jadi, gula,
pati, lemak, selulosa, protein, batubara, gas alam, bensin, minyak bakar,
minyak tanah, dan minyak pelumas semuanya mengandung hydrogen. Air, suatu
senyawa anorganik merupakan senyawa hydrogen paling melimpah di bumi. Asam-asam
biasa adalah senyawaan hydrogen yang menarik secara khusus. Beberapa asam (asam
klorida dalam getah lambung, asam asetat dalam cuka, asam sitrat dalam berbagai
jeruk) dibentuk dalam proses alamiah. Asam-asam ini termasuk asam sulfat,
nitrat, dan fosfat, disintesis pada skala besar oleh industry kimia.
Pembuatan Hidrogen di
Laboratorium, sering kali dibuat dalam laboratorium
oleh kerja larutan encer asam kuat dengan logam yang sedang-sedang
keaktifannya. Asam klorida dan asam sulfat encer merupakan asam yang memuaskan
: zink, aluminium, besi, dan magnesium seringkali digunakan sebagai logamnya.
Persamaannya adalah :
Zn
+ 2HCl →
ZnCl2 + H2
2Al
+ 3H2SO4 → Al2(SO4)3
+ 3H2
Natrium,
kalium, rubidium, dan sesium bereaksi sedemikian hebat dengan air pada
temperature kamar sehingga hydrogen itu dapat menyala oleh kalor yang
dibebaskan. Reaksi dengan air semacam itu begitu hebat sehingga harus dilakukan
dengan hati-hati. Kalsium dan litium bereaksi lebih lambat dengan air.
Produksi
Komersial Hidrogen, hydrogen merupakan salah satu zat yang
terpenting dalam deretan bahan-bahan kimia. Produksi hydrogen di Amerika
Serikat meningkat sekitar 15% tiap tahun sejak perang dunia II. Dari produksi
ini yang diperkirakan sekitar 1013 kaki kubik standar, lebih dari
1/3 nya dihasilkan di Amerika Serikat. Diperkirakan bahwa dalam tahun 2000
nanti produksi hydrogen dapat mencapai 52 X 1013 kaki kubik standar.
Ada tiga metoda untuk memperoleh unsure ini yaitu :
a.
Metoda Gas Air,
C + H2O →
CO + H2
Campuran
karbon monoksida dan hydrogen ini disebut gas air. Yang merupakan bahan bakar
yang bernilai, karena kedua zat itu dapat dibakar. Jika diinginkan hydrogen
murni, campuran itu dapat diolah dengan kukus dengan adanya katalis untuk
mengoksidasi karbon monoksida menjadi karbon dioksida.
CO + H2 +
H2O → CO2 + 2H2
Karbon
dioksida mudah dipisahkan dengan melewatkan campuran kedua gas itu dalam air di
bawah tekanan. Karbon dioksida larut, tetapi hydrogen tidak larut.
b.
Metoda Kukus-Hidrokarbon, hydrogen
komersial dalam jumlah besar dibuat dengan melewatkan hidrokarbon dan lewat
katalis nikel pada temperature tinggi.
c.
Elektrolisis Air, karena sumber hydrogen
yang berlimpah adalah air, maka akan ideallah bila air dapat diuraikan menjadi
hydrogen dan oksigen dengan murah. Caranya dengan melewatkan arus searah lewat
air yang telah ditambahi sedikit asam sulfat. Penggunaan arus listrik untuk
melakukan suatu reaksi redoks disebut elektrolisis. Persamaan reaksinya adalah
:
Reduksi : 2[2H+ + 2e- → H2(g)]
Oksidasi :
2H2O(l) → O2(g) + 4 H+ + 4e-
Reaksi keseluruhan : 2H2O(l) → 2H2(g) + O2(g)
Bila 36 g air diuraikan
oleh arus listrik menjadi hydrogen dan oksigen, digunakan energy listrik yang
ekuivalen dengan 572 kJ. Karena persyaratan energitinggi, pembuatan oksigen dan
hydrogen oleh elektrolisis sangat mahal untuk penggunaan komersial. Namun,
prose situ penting untuk memperoleh hydrogen dan oksigen yang sangat murni.
Reaksi-Reaksi
Hidrogen, dengan kelektronegatifan di tengah-tengah, hydrogen
cenderung membentuk ikatan kovalen polar dengan bukan logam. Karena kebanyakan
bukan logam, (kelektronegatifannya lebih besar dari 2,1) maka hydrogen
berfungsi sebagai suatu zat pereduksi dan di oksidasi dalam reaksi-reaksi ini.
Perubahannya dari 0 ke +1. Banyak reaksi semacam itu bereaksi eksoterm dan
berlangsung cepat pada temperature tinggi :
2H2O + O2
→ 2H2O
H2 +
S →
H2S
H2 + Cl2 →
2HCl
H2 + F2 →
2HF
3H2 + N2 →
2NH3
Karena logam
mempunyai keelektronegatifan rendah, fungsi hydrogen di sini adalah sebagai zat
pengoksid, keadaan oksidasinya berubah dari 0 ke -1.
Suatu reaksi hydrogen
yang penting dan menarik adalah kecenderungannya untuk mengadisi ikatan rangkap
dan ganda tiga yang menghubungkan dua atom karbon. Reaksi ini disebut hidrogenasi, yang diigunakan secara
meluas dalam produksi lemak dapur yang padat, produksi minyak bumi, dan bahan
kimia organic sintetik lain.
Penggunaan
Hidrogen, sekitar 42% hydrogen yang dihasilkan digunakan untuk
membuat amoniak dan 38% dalam pengilangan minyak bumi, dan 20% terbagi antara
banyak industry dengan penerapan metalurgi dan proses makanan memerlukan
kuantitas terbanyak. Bila sumber-sumber bahan bakar menjadi cukup menipis,
hydrogen dapat juga menjadi dasar ekonomi bahan bakar negara-negara maju.
Ekonomi
Hidrogen, karena permintaan akan energy yang membubung,
menipiskan cadangan bahan bakar fosil dengan laju yang merisaukan, perhatian
mulai dialihkan ke penggantian batubara dan minyak bumi dalam jangka panjang.
Namun, dengan pengkajian data distribusi minyak bumi di Amerika Serikat mungkin
harus mengembangkan teknologi untuk suatu system energy baru lebih dini dari
yang diduga.
energi
|
oksigen di udara
Jutaan tahun untuk
peluruhan dan reaksi lain
Pembakaran
nuklir dapat menjadi sumber utama di masa depan. Karena hampir semua usul
menggunakan tenaga nuklir. Masalahnya
adalah bagaimana mengubah energy nuklir menjadi energy kimia untuk penyimpanan
dan pengangkutan. Salah satu pemecahannya adalah suatu ekonomi bahan bakar yang
didasarkan pada hydrogen. Kelistrikan yang yang dihasilkan oleh reactor nuklir
digunakan untuk senyawa yang paling melimpah, air, menjadi hydrogen dan
oksigen. Salah satu keuntungan besar dari hydrogen menjadi air benar-benar
bebas pencemaran. Untuk pemanasan, hydrogen lebih menguntungkan daripada gas
alam karena nyalanya lebih panas.
3.
Air
Reaksi dengan Oksida, banyak
oksida logam bereaksi dengan air membentuk hidroksida yang bersifat senyawa ion
yang dikenal sebagai basa, contohnya adalah :
K2O + HOH → 2KOH
kalium kalium
oksida hidroksida
CaO
+ HOH → Ca(OH)2
kalsium kalsium
oksida hidroksida
basa, KOH dan
Ca(OH)2 dalam contoh-contoh itu adalah zat yang larutannya pahit,
membirukan lakmus merah dan menetralkan asam.
Banyak
oksida bukan logam bereaksi dengan air untuk membentuk asam. Contohnya adalah
CO2
+ H2O → H2CO3
karbon
asam
dioksida
karbonat
SO3
+ H2O → H2SO4
belerang
asam
trioksida
sulfat
P4O10
+ 6H2O → 4H3PO4
fosforus(V) asam
oksida fosfat
Asam, dalam
contoh di atas adalah asam karbonat, sulfat, dan fosfat. Merupakan zat yang
mengandung oksigen yang larutannya berasa asam, memerahkan lakmus biru, dan
menetralkan basa.
Reaksi Pengionan, banyak
molekul kovalen polar bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion. Reaksi
senyawaan dalam mana diproduksikan ion disebut reaksi pengionan. Beberapa
senyawaan yang mengalami reaksi pengionan bila ditambahkan ke dalam air adalah
hydrogen nitrat (asam nitrat) dan hydrogen klorida (asam klorida). Persamaan
untuk ionisasi ini adalah :
HCl + H2O →
H3O+ + Cl- atau
HCl → H+ + Cl-
HNO3 + H2O → H3O+ + NO3- atau
HNO3 →H+
+ NO3-
Hidrasi, sifat
polar molekul air penting bila air digunakan sebagai pelarut. Air mudah
melarutkan banyak senyawa ion karena hidrasi ion-ion itu. Sebuah ion terhidrasi
adalah suatu penggugusan ion itu dengan satu molekul air atau lebih. Seringkali
suatu larutan air dari suatu garam yang larut diuapkan, garam tersebut akan
mengkristal dengan banyaknya molekul air yang tepat tertentu yang disebut air
kristalisasi. Bila CuCl2 dan MgCl2 dikristalkan dari
dalam larutan air, garam-garam yang terbentuk masing-masing mempunyai komposisi
CuCl2 . 4H2O dan MgCl2 . 6H2O.
Seringkali dalam menamai garam atau dalam menulis rumus untuk mereka, nama atau
rumus garam tak-berhidrasi digunakan untuk menyatakan garam berhidrasi.
Misalnya, suatu larutan CuCl2
dapat dinyatakan dengan rumus CuSO4 dalam persaman, padahal dalam
kenyataannya baik ion Cu2+ maupun ion SO42-
terhidrasi dalam larutan itu. Bila perlu untuk menekankan ada tidaknya air
hidrasi digunakan istilah anbidrat dan
bidrat dalamnam itu dibedakan keduanya, misalnya :
tembaga
sulfat anhidrat, CuSO4
tembaga
sulfat pentahidrat, CuSO4 . 5H2O
zink
klorida anhidrat, ZnCl2
zink
klorida heksahidrat, ZnCl2 . 6H2O
penta-
dan heksa- menyatakan banyaknya molekul air. Dalam CuSO4 . 5H2O empat
molekul air diikat tiap ion Cu2+ dan satu diikat dalam kristal
antara ion-ion SO42-. Suatu garam hidrat murni seperti
CuSO4. 5H2O, nampaknya seperti kering. Tidak kelihatan
kelembabannya sama sekali. Namun seringkali terdapat beda yang jelas antara garam
anhidrat dan hidrat. Misalnya, tembaga
sulfat anhidrat, CuSO4, berwarna putih sedangkan pentahidratnya,
CuSO4 . 5H2O berwarna biru.
0 komentar:
Posting Komentar