Rabu, 14 Maret 2012

TANGGUNG JAWAB SIAPA??


By: Dresz semuth lovyandreaniv

Scene 1
Di ruang tugas kejaksaan negeri, lalan menunggu seorang tamu
Aini
(mengetuk pintu)” permisi, assalamualaikum)
Lalan
“iya, silahkan masuk”
Aini
“terimakasih pak, perkenalkan nama saya aini, saya seorang wartawan LPM”
Lalan
“iya, ada maksud apa ade mengunjungi kantor kami?”
Aini
“begini pak, saya ingin menenyakan tentang kasus human traifiking dan pembunuhan keluarga loofy yang 10 th yang lalu bapak tutup”
Lalan
“apa yang ingin kamu ketahui?”
Aini
“mengapa pada saat itu bapak menutup kasus itu tiba-tiba”
Lalan
“karna pada saat itu saya tidak punya bukti yang cukup”
Aini
“apa bapak punya niat untuk membuka kasus ini kembali?”
Lalan
“tidak, sudah saya katakan di awal, saya tidak punya  bukti yang cukup. Hanya ada satu saksi kunci”
Aini
“loofy?”(memotong pembicaraan)
Lalan
“iya”
Aini
“lalu dimana loofy sekarang pak?”
Lalan
“dia meninggal 10 th yang lalu bersama pembantaian keluarganya”
Aini
“mohon maaf pak, tapi berdasarkan data yang sudah saya himpun, loofy tak pernah ditemukan dalam lokasi pembunuhan itu, kemana loofy sekarang pak?”
Lalan
“dia sudah meninggal”
aini
“tolong saya pak, saya adalah salah satu anak jalanan yang pernah di ajar mba loofy, tolong katakan dimana mba loofy sekarang. Karna kasus itu bapak tutup, banyak orang dari desa saya yang dikambing hitamkan. Termasuk ayah saya.”
(menangis) “ ayah saya dipenjara atas kejahatan yang tak pernah dilakukannnya pak, dan saya ingin membersihkan namanya, tolong pertemukan saya dengan mba loofy”
Lalan
“itu tidak mungkinloofy sudah meninggal 10 th yang lalu”(marah)
“Sekarang kamu pergi, saya paling tidak suka dengan orang yang sok tau, arogan dan keras kepala sepertimu”(usirnya)
Aini
“baik pak terima kasih”
Aini menuju pintu keluar
Lalan
“aini”(memanggil tiba-tiba)
Aini berbalik, lalan memandang lekat wajah gadis  yang ada di hadapannya, sejenak dia mirip loofy 10 th yang lalu, sok tau arogan dan keras kepala. Dipandangnya mata aini dalam-dalam
Scene 2
10 th yang lalu Di korkom HmI.....
Loofy termenung menatap anak-anak yang sedang mengamen disebrang jalan
Lalan
“kenapa fy?”
Loofy
(tersenym getir) “tak apa mas, miris saja melihat anak-anak itu. Harusnya mereka jam segini berada di sekolah, bukan mengamen.” (memandang lalan) “lalu dimana anggaran pendidikan yang 20% itu?”
Lalan
(tersenyum) “naluri gurumu sudah muncul rupanya”
Loofy
“Ini bukan  sekedar naluri mas, ini adalah permasalahan bangsa kita yang tak berkesudahan. Kenapa biaya pendidikan kita sangatlah mahal? Apakah benar di negri ini anak miskin tak boleh sekolah, lalu kemana anggaran negara senilai 286,6 triliun untuk pendidikan itu?”
Lalan
“menurutmu?”
Loofy
(menggelengkan kepala)
Lalan
“anggaran pendidikan kita hanya jatuh untuk kesejahteraan guru fy, sekarang ga ada guru yang miskin. Kamu tau kenapa? Karna anggaran yang 20% itu sebagian besar dialokasikan untuk kesejahteraan mereka, komposisi atau porsi anggaran gaji dan tunjangan guru mencapai 55 persen dari total anggaran pendidikan, bukan kepada anak-anak itu” (menunjuk pada anak-anak yang sedang mengamen)
Loofy
“ bukankah kesejahteraan guru juga patut kita perhitungkan mas?”
Lalan
“ironis bukan? Ketika sebuah pengabdian dipandang sebagai profesi,pengabdian itu hanya butuh keikhlasan bukan bayaran.  aku rasa guru jaman sekarang bukan lagi pahlawan tanpa tanda jasa, melainkan tanpa tanda tangan. Tanpa tanda tangan saja mereka dapat gaji. Entah ini  akibat dari pengaruh kapitalis atau apa. Pendidikan tak lagi dijadikan sebagai sarana untuk memanusiakan manusia, tapi sebagai tempat untuk mencetak buruh-buruh profesional. Lalu bagaimana dengan cita-cita bangsa yang sudah termaktub dalam undang-undang dasar?”
Loofy
“aku masih belum mengerti maksudmu”
Lalan
“kamu sendiri?untuk apa kamu masuk tarbiyah? Apa agar bisa menjadi guru?”(sindirnya) “kalau demikian, apa salah jika aku berpendapat kalau sekarang guru sudah dijadikan sebagai profesi?”
Loofy
“sejak kecil aku ingin menjadi guru mas, tanpa pernah tahu, apakah gajinya tinggi atau tidak. Cita-citaku adalah membangun sekolah gratis untuk anak-anak miskin”
Lalan
“mulia cita-citamu, kapan akan direalisasikan?”
Loofy
“nunggu jadi orang kaya mas, makanya aku bertekat untuk jadi orang kaya.”
Lalan
“mau melakukan kebaikan kok mesti nunggu kaya. Lakukan dari yang kecil dulu. Bisa ga kamu ngumpulian anak-anak jalanan itu untuk sekolah. Kumpulian aja disini, lalu kamu ajari mereka membaca dan menulis. Itu lebih baik dari pada seorang guru yang saat ini berlomba-lomba sertifikasi naik golongan” (mengusap kepala loofy seraya pergi)
Scene 2
Loofy mengumpulkan anak-anak jalanan di korkom
Loofy
“selamat siang adek-adek”
Anak-anak
“siang mba”
Loofy
“gini, mba akan ngajari kalian membaca dan menulis, disini siapa yang sudah bisa membaca dan menulis?”
Anak-anak
(saling menatap)
Loofy
(heran) “ oh ya sudah, tenang mba akan  ngajarin kalian menulis”
Doni
“tapi mba aku ga punya buku”
Loofy
“untuk buku dan pencil nanti akan mba bagikan satu-satu”
Aini
“tapi mba, aku ga punya seragam dan sepatu. Emangnya boleh sekolah tapi ga pake seragam dan sepatu”
Loofy
(mendekat dan mengelus aini)” siapa namamu?”
Aini
“ aini “
Loofy
“aini, sekolah itu ga harus berseragan, ga harus bersepatu. Sekolah itu di mulai dengan niat yang tulus untuk menuntut ilmu, contohnya mba. Sekarang mba juga masih sekolah. Dan mba ga pernah pakai seragam kalau ke sekolah”
Aini
“ apa mba ga punya uang?”
Loofy
“kenapa aini ngomong begitu?”
Aini
“ karena di tempat tinggal aini yang dulu, orang ga boleh sekolah kalau ga punya seragam mba. Aini ga sekolah karena bapak aini ga punya uang untuk beli seragam”
Afi
“iya mba, di tempatku dulu juga kalau ga punya uang untuk bayar spp, orang ga boleh sekolah”
Loofy
(tersenyum getir, miris melihat kondisi pendidikan di negerinya)”memangnya kalian bukan orang sini?”
Anak-anak
“bukan mba”
Loofy
“terus kalian tinggal disini dengan siapa?”
Afi
“sama-sama mas ojan”
Loofy
“siapa mas ojan”
Aini
“dia itu ketua kita, dia galak. Suka nyuruh-nyuruh kita untuk ngamen”
Loofy
“Sekarang kalian tinggal diman?”
Doni
“Di kolong jembatan seberang sana”
Loofy
“keluarga kalian?”
Anak-anak
(diam)
Loofy
“ya sudah, yang penting sekarang tiap jam 9 pagi kita ketemu disini ya?”
Anak-anak
“iya mba”
Scene 4
Ditaman, loofy mendatangangi lalan yang sedang membaca buku
Loofy
“mas”
Lalan
“ya....”
Loofy
“aku mau ,membuat penelitian mas”
Lalan
“tentang?’
Loofy
“human traifiking”
Lalan
“what?”(kaget)
Loofy
“biasa aja kali kagetnya”
Lalan
(menutup KUHPnya) “ human traifiking itu ga ada fy!”
Loofy
“ada,buktinya anak-anak itu” (ngotot)”mereka disini ga tinggal sendiri mas, mereka tinggal dengan orang yang mereka panggil mas ojan. Kalau bukan human traifiking apalagi”
Lalan
“urungkan niatmu dan bubarkan sekolahmu”
Loofy
“mas ga gila kan? bukankah mas lalan sendiri yang menyuruhku untuk mengumpulkan mereka, bukankah mas juga yang menyatakan bahwa pendidikan sekarang tidak lagi memanusiakan manusia, melainkan mencetak buruh. Dan sekarang aku ingin memanusiakan manusia mas, agar tak ada lagi pandangan bahwa guru sekarang tidak layak disebut sebagai pahwalan tanpa tanda jasa. Untuk membuktikan pada mas bahwa sarjana pendidikan tidaklah menjadikan guru sebagai profesi semata, melainkan pengabdian”(marah)
Lalan
“jadi kamu tersinggung dengan ucapanku kemarin?”
Loofy
“bukan tersinggung, tapi tersindir darah mudaku memanas, segitu dangkalnya kah pemikiran anak-anak hukum tentang arti seorang guru. Guru memang pengabdian mas, bukan profesi. Dan pengabdian hanya butuh keikhlasan, bukan bayaran. Tapi apakah selamanya keikhlasan itu diartikan melakukan sesuatu tanpa mengharapkan imbalan? Lalu bagaimana dengan mas lalan setelah menjadi pengacara atau jaksa nanti? Mas digaji juga kan? lalu apakah bisa aku artinya mas ga ikhlas dalam menegakkan hukum?”
Lalan
(pergi)” sudahlah, aku tidak ingin berdebat denganmu. Yang jelas aku tidak mengijinkanmu tentang human traifiking itu, human traifiking itu hanya isu”
Scene 5
Disebuah perkampungan kecil, loofy memainkan kameranya mengshoot tiap sudut dari desa yang jauh dari hingar-bingar kota.
Tiba-tiba di ujung  jalan ada yang membungkam mulutnya dan menyeretnya ke sebuah rumah kecil
Loofy
“apa-apan sih loe!”(ucapnya begitu  bungkamannya terbuka) “mas lalan?” (kaget setelah melihat siapa yang membungkam mulutnya)
Lalan
(menempelkan telunjuk di bibirnya)” shut, janhgan keras-keras”
Loofy
“mas lalan ngapain disini?”
Lalan
(duduk di bakursi plastik) “jadi penyusup”
Loofy
“penyusup?”
Lalan
“iya, untuk menyelidiki kasus human traifiking di daerah ini.”
Loofy
“jadi mas lalan percaya sama aku?”
Lalan
“ikh GR, kasus ini sudah lama menjadi perbincangan dikalangan mahasiswa hukum, namun disinyalir kasus ini melibatkan orang-orang penting didaerah ini, maka dari itu aku melarangmu untuk mengusut kasus ini, ini terlalu beresiko untuk seorang.....”
Loofy
“perempuan?”(potongnya)
Lalan
“iya”(menuangkan air minum dan memberikannya pada loofy)
Loofy
(menerima air minum)”kalian para lelaki mengapa selalu merasa sok jago dan selalu meremehkan perempuan? Tidakkah kalian sadar aisyah adalah seorang perempuan, tapi dia  pernah menjadi panglima perang. Tidakkah kalian sadar apalah artinya julius caesar dan mark anthoni tanpa cleopatra. Tapi mengapa di jaman yang modern ini kalian masih saja meremehkan perempuan”
Lalan
(tertawa)” aku tau betapa berpengaruhnya perempuan di dunia ini, bahkan banyak orang yang menyatakan. Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang banyak dikelilingi perempun, contohnya Muhammad, Soekarno mereka adalah pemimpin yang besar yang dibaliknya ada perempuan-perempuan hebat, tapi aku ini sayang sama kamu, kamu ini baru semester 5, kalau ada apa-apa gimana?”
Loofy
“pokoknya aku mau ikut”
Lalan
“sebaiknya kamu pulang saja”
Scene 6
5 bulan kemudian,di taman kampus fakultas hukum
Loofy
(datang menghampiri lalan)” mengapa mas lalan ga pernah bilang” (menangis)
Lalan
(bingung) “tentang apa?”
Loofy
(marah)”ayahku! Mas lalan sudah taukan kalau ayahku terlibat dalam kasus human traifiking ini, dan orang penting yang mas lalan maksud adalah ayahku?”
Lalan
(menghembuskan nafas)” apa yang harus aku lakukan fy, tolong beri tahu aku bagaimana caranya agar aku tidak melukai hatimu. Posisiku serba salah fy. Andai saja dari awal aku bilang, mungkin kamu ga akan percaya, kamu akan marah padaku. Hingga kuputuskan sebaiknya kau tahu berdasarkan analisismu saja.”
Loofy
“apa yang harus aku lakukan mas”(berlutut)
Lalan
“pulanglah, jangan biarkan aku melihatmu menangis”( meninggalkan loofy)
Scene 7
Disebuah rumah besar, 2 hati yang dikuasai emosi duduk salaing berhadapan
 Pak Camat
“jadi kamu sudah tahu, ayah berada dibalik semua kasus penjualan anak di kota ini?”
Loofy
“ayah?orang sepertimu sudah tidak lagi layak disebut sebagai ayah”(menangis) “andai kutahu dari dulu, siapa sebenarnya ayah yang selama ini aku banggakan. Kau orang tua juga kan?kau punya anak juga kan. Tidakkah kau berfikir bagaimana rasanya jika anakmu yang yang dijual, jika anak-anakmu yang disuruh mengemis,tidakkah ayah pikirkan juga bagaimana air mata orang tuanya yang menetes tiap kali memikirkan nasib anaknya?” (marah)
Pak Camat
“aku melakukan ini juga untuk kalian, anak-anakku tercinta, untuk sekolahmu!”
Loofy
“aku ga sudi dinafkahi dengan uang haram!”
Diam sejenak
Pak Camat
“sekarang kau sudah tahu, silahkan penjarakan aku.”
Loofy
“tentu”
Pak Camat
“ya tentu, jika seorang anak salah, orang tua akan memaafkannya dan akan melindunginya. Tapi jika orang tua yang salah, seorang anak hanya akan menghujatnya. Itu sudah jadi ketetapan alam”
Loofy
“keadilan tak pernah memandang silsilah keluarga ayah, yang salah tetap salah”
(tiba-tiba masuk sekelompok orang yang tak dikenal)
Pak Camat
“lari loofy.....bawa pergi ibu dan adik-adikmu, ayah mohon”
Loofy
“lalu bagaimana dengan ayah?”
Pak Camat
“jika ini suatu dosa, maka ijinkanlah ayah menebusnya, sekarang kamu pergi”
Loofy pergi meninggalkan ayahnya menuju kamar dimana ibu dan kedua adiknya berada, sayangnya jumlah tamu yang tak di undang terlalu banyak, loofy hanya bisa menyalakan kamera dan menaruhnya diatas lemari, dia pasrah melihat pembantaian keluargamnya hingga sebuah benda tajam mengenai dahinya sampai ia terjatuh.
Scene 8
Di ruang rumah sakit, lalan masih setia menjaga loofy yang sudah 3 hari pingsan.
Loofy
“siapa kamu?”( kaget malihat lalan)
Lalan
(tersenyum)” dzikri, kamu sudah sadar?”
Loofy
“siapa dzikri?”
Lalan
“namamu dzikri, aku lalan tunanganmu. Dokter bilang kamu kehilangan memory saat terjatuh dari kendaraan”
Scene 9
1 bulan kemudian
 Di halaman rumah sakit, loofy duduk di meja panjang sambil memikirkan mimpi-mimpi buruknya yang terus menghantuinya setiap malam, baginya mimpi itu seperti nyata, mimpi tentang pembunuhan.
Lalan
(mengagetkan loofy)”hai, gimana kabarmu?”
Loofy
(berganti posisi duduk)
Lalan
“mimpi buruk lagi?”(duduk disebelah loofy)
Loofy
“aku rasa itu bukanlah sekedar mimpi, kumohon jelaskan padaku, apa yang sebenarnya terjadi?”
Lalan
(menarik nafas panjang)”mungkin ini sudah saatnya aku menceritakan siapa kamu sebenarnya, namamu loofy bukan dzikri. Kamu bukanlah tunanganku seperti yang kukatakan pada saat itu. Aku melakukan itu karna permohonan dokter untuk tidak mengingatkanmu kejadian pahit itu”
Loofy
“kejadian pahit apa?”(potongnya)
Lalan
“tentang pembunuhan yang melibatkan semua keluargamu”
Loofy
“jadi benar selama ini, apa yang aku lihat bukanlah mimpi?”(menangis)
“tapi mengapa sampai saat ini aku tak ingat apa-apa?”
Lalan
“aku masih mengembangkan kasusmu, untuk mencari orang-orang yang membunuh keluargamu, untuk saat ini namamu adalah dzikri. Ini demi keamananmu, mereka ga boleh tahu kamu masih hidup”
Loofy
“apakah semua keluargaku tewas”
Lalan
“iya, kamu jangan kuatir, aku akan segera menangkap orang-orang itu”
Loofy
“apakah ini sebuah takdir?”
Lalan
(membuka telapak tangan loofy)”lihatlah garis-garis ditelapak tanganmu”(menyentuh setiap garis tangan)
“inilah yang dinamakan garis takdir, ada garis nasib, garis jodoh, garis rejeki, tapi coba kamu genggam tanganmu”(menutut tangan loofy)
“lihatlah! takdirmu ada dalam genggamanmu, kau adalah penentu dari setiap nasibmu”(kembali menunjuk garis-garis yang diluar genggaman)
“tapi coba kamu perhatikan ini, ada garis-garis yang tidak mampu kau genggam, inilah yang disebut dengan kuasa Tuhan, sesuatu yang tidak dapat kau lakukan , sesuatu yang berada diluar jangkauanmu dan hanya mampu dilakukan Tuhan”
(memandang loofy)
“jadi kesimpulannya, takdirmu ada ditanganmu, namun jika sesuatu yang tidak kau inginkan terjadi, itu semata karna kuasa Tuhan. Jangan salahkan dirimu fy.....”
Scene 10
Lalan datang menuju kamar dimana loofy dirawat dengan membawa kamera
Lalan
“loofy, aku punya kabar baik untukmu, aku sudah menemukan bukti pembunuhan keluargamu”
(karena loofy tidak ada di kamar, maka lalan mendekati kamar mandi)
“kamu di didalam fy?”(mengetuk pintu kamar mandi)
(menuju meja dan mengmbil sebuah memo)

Lalan, maafkan aku. Aku tak bisa terus bertahan seperti ini, aku tak mungkin hidup dibalik diri orang lain. Ini mungkin terlihat mudah bagimu, tapi tidak untukku . lan, andai saja kau tau bagaimana rasanya menjadi orang lain  dalam diri sendiri. Aku tak mengenal siapa aku ini lan? Maafkan aku, telah merepotkanmu selama ini. Anggap saja ini adalah bagian dari takdirku, bagian dari kuasa Tuhan yang berada diluar jangkauanku. I’m so sorry

Who i’m i?

Lalan
“loofy!!!!”(berlari keluar)


Lalan berlari sambil berteriak memanggil naman loofy, sampai akhirnya ia menemukan loofy, berada di ujung jurang
Lalan
“loofy, jangan!”
(namun sayang loofy sudah melompat ke jurang)
Lalan turun ke sungai untuk menyelamatkan loofy, namun sayangnya loofy telah tiada.

Scene 11
Di kantor lalan
Lalan
“aku ga ingin ada loofy loofy yang lain”
Aini
“ jadi pak lalan menutup kasus ini begitu saja, pak bapak sadar ga sih. Banyak orang yang menderita karena keegoisan bapak. Pak lalan adalah seorang jaksa, naluri seorang jaksa adalah menuntut untuk sebuah keadilan. Tapi mengapa bapak malah menyembunyikan keadilan
Lalan
“ini terlalu berbahaya”
Aini
“kalau pak lalan takut serahkan rekaman pembantaian itu pak, biar saya yang akan menyelesaikan kasus ini!”(marah)
Lalan
Lalan menatap foto loofy yang sengaja ia pajang di meja tugasnya,

“baiklah”
Lalan memutuskan untuk membuka kembali kasus yang dulu pernah ditutupnya.
The end



0 komentar:

Posting Komentar