Rabu, 14 Maret 2012

HAKIKAT PEKERJAAN DAN KETRAMPILAN MANAJERIAL


HAKIKAT PEKERJAAN DAN KETRAMPILAN MANAJERIAL
oleh: mohamad nur ikhwan
       I.            PENDAHULUAN
Manusia sebagai manajer di manapun tidak luput dari sebuah wadah untuk melakukan kegiatan atau yang disebut organisasi. Organisasi dapat berupa lembaga pendidikan, baik formal maupun nonformal. Organisasi tidak akan ada tanpa ada manusia.
Sumber-sumber pendidikan mencakup orang, uang, bahan pelajaran, media pendidikan, prasarana, sarana, dan informasi. Sumber-sumber ini tidak selalu tersedia dan berada pada organisasi atau lembaga pendidikan. Melainkan sering bertebaran ada di sana-sini. Keadaan seperti ini perlu ditata oleh para manajer agar dapat dimanfaatkan secara optimal oleh lembaga. Untuk maksud itu para manajer membutuhka ketrampilan-ketrampilan tertentu.[1]

    II.            RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian Pekerjaan dan Manajer?
2.      Apa saja Peran dan Tanggung jawab manajer?
3.      Apa saja ketrampilan yang harus dimiliki manajer?

 III.            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pekerjaan dan Manajerial
Kerja merupakan kegiatan dalam melakukan sesuatu dan orang yang kerja ada kaitannya dengan mencari nafkah atau bertujuan untuk mendapatkan imbalan atas prestasi yang telah diberikan atas kepentingan organisasi. Prestasi kerja atau penampilan kerja diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan,sikap dan ketrampilan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Masalah kerja selalu mendapatkan perhatian dalam manajemen karena berkaitan dengan produktivitas organisasi.
Pada hakikatnya orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan atau motivasi tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku, sedangkan tujuan berfungsi untuk mengarahkan perilaku. Proses motivasi sebagian besar diarahkan untuk memenuhi dan mencapai kebutuhan.[2]
Selain organisasi hal penting lainnya yang menjadi poin utama dalam manajemen dan organisasi adalah satu orang di balik layar yang mengatur hubungan semuanya yaitu manajer. Peran utama manajer adalah sebagai penggerak roda perusahaan utama menuju ke arah tujuan perusahaan. Manajer adalah orang yang berkewajiban mengatur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan bantuan orang lain.[3]
Tingkatan manajemen dilihat dari tingakatan organisasi, manajemen dibagi dalam 3 tingkatan yaitu:
1.      Manajemen Puncak (Top Management)
Manajer bertanggungjawab atas pengaruh yang ditimbulkan dari keputusan-keputusan manajemen keseluruhan dari organisasi. Misal: Direktur, wakil direktur, direktur utama, CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer). Keahlian yang dimiliki para manajer tinggkat puncak adalah konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan merumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkatan manajer dibawahnya.
2.      Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah harus memeiliki keahlian interpersonal/manusiawi, artinya keahlian untuk berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer bertanggungjawab melaksanakan rencana dan memastikan tercapainya suatu tujuan. Misal: manajer wilayah, kepala divisi, direktur produk, kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik.
3.      Manajemen Bawah/Lini (Low Management)
Manajer bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi. Pada tingkatan ini juga memiliki keahlian yaitu keahlian teknis, artinya keahlian yang mencakup prosedur, teknik, pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus. Misal: supervisor/pengawas produksi, mandor.[4]

B.     Peran dan Tanggung jawab Manajer
Peranan manajer muncul karena adanya pemberian otoritas otomatis formal berupa surat keputusan kepada seseorang sekaligus dengan status dan kedudukannya. Untuk melaksanakan otoritas formal dan statusnya, setiap manajer minimal mempunyai tiga peranan, yaitu sebagai interpersonal,informasional, dan pengambilan keputusan.
1.      Peranan Interpersonal
Peranan interpersonal meliputi kepala sekolah/madrasah sebagai: lambang atau simbol (figure art), Kepala sekolah/madrasah sebagai lambang, ia mewakili sekolah/madrasanya dalam menghadiri acara-acara seremonial, baik resmi maupun tidak resmi seperti upacara-upacara resmi di sekolah atau madrasah dan pemerintah/swasta.
Sebagai pemimpin (leader), ia memainkan peranannya sebagai pemimpin, yaitu memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.
Sebagai  penghubung (liaison).
2.      Peranan informasional
Peranan informasional meliputi: monitor (mencari informasi), ia mencari informasi di dalam dan di luar sekolah/madrasah secara konstan. Informasi diperoleh antara lain melalui kontak-kontak jaringan kerja, membaca buku dan hasil penelitian,membaca Koran, dan memanfaatkan internet.
Sebagai disseminator (mendistribusikan informasi), ia mendistribusikan informasi-informasi penting kepada pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua didik, anggota komite sekolah/madrasah, dewan sekolah/madrasah, aparatur pemerintah, dan masyarakat.
Sebagai spokesperson, ia bagaikan seorang diplomat. Sebagai seorang diplomat sebagai seorang diplomat ia harus mampu berbicara dengan penuh diplommasi dan mampu  membuat pendengarnya terpesona dan siap melaksanakan yang ia bicarakan.
3.      Pengambilan Decisional
Peranan decisional meliputi: enterpreuner, disturbance,  resource allocator dan negotiator. Kepala sekolah/madrasah sebagai enterpreuner, ia kreatif dan inovatif dalam mengembangkan sekolah/madrasahnya dengan menciptakan produk/jasa pendidikan..[5]

C.     Ketrampilan Manajerial
Ada tiga macam ketrampilan manajer yaitu ketrampilan konsep, ketrampilan kemanusiaan, dan ketrampilan teknik. Ketrampilan konsep ialah ketrampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi, sedangkan ketrampilan manusiawi adalah ketrampilan untuk bekerja sama, memotivasi, dan mengarahkan, sementara itu ketrampilan tekhnik ialah ketrampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu.[6]
1.      Ketrampilan Konsep
Untuk memiliki ketrampilan manajer terutama ketrampilan konsep, para manajer tertinggi (top manajer) diharapkan:
a.          Selalu belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja para bawahan.
b.         Melakukan observasi secara terencana tentang kegiatan manajemen.
c.          Banyak membaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan.
d.         Memanfaatkan hasil-hasil penelitian orang lain
e.          Berfikir untuk masa yang akan dating, dan
f.          Merumuskan ide-ide yang dapat di uji-cobakan
Ada dua macam strategi ialah strategi umum dan strategi khusus. Strategi umum bisa berupa salah satu dari upaya mempertahankan stabilitas, pengembangan, pemotongan/pengurangan, atau kombinasi dari ketiganya. Sedangkan strategi khusus ialah bergerak dalam segi layanan/produksi, proses, pemasaran/pemakaian lulusan, dan keuangan.
Dalam strategi khusus ialah bermaksud membuat para pelaksana pendidikan memanfaatkan kompetensinya secara maksimal sesuai dengan fasilitas-fasilitas yang dapat disediakan oleh lembaga. Mencakup usaha melakukan penampilan yang terbaik dalam melayani kebutuhan siswa/mahasiswa, membimbing mereka belajar, mengusahakan agar mereka dapat meneruskan studi atau segera dapat bekerja, dan bagaimana mencari sumber-sumber dana yang baru serta bagaimana memakai dana secara efisien.[7]
Suatu contoh, sekolah menengah diharapkan meningkatkan mutu pendidikannya tidak hanya pada aspek kognisi dan ketrampilan, tetapi juga pada aspek afeksi. Diharapkan sekolah itu mengembangkan siswa-siswa menjadi individu-individu yang pandai, cerdas, terampil, dan berbudi luhur serta taat beragama.
Tidak mungkin mengambil strategi mempertahankan kestabilan sebab pendidikan harus lebih maju. Bila strategi pengembangan diambil masih diragukan kemampuan para petugas dalam menangani afeksi sejumlah besar siswa pada jam-jam belajar dan jam-jam istirahat. Bila strategi pengurangan diambil, dikhawatirkan kalau-kalau masyarakat menentang sebab mengurangi kesempatan belajar putra-putrinya. Lagi pula hal ini bertantangan dengan kebijakan pemerintah.
Satu-satunya cara ialah melakukan musyawarah antara pihak sekolah, kantor pendidikan, dan masyarakat. Manajer mengemukakan tujuan kemudian menguraikan hasil analisisnya terhadap factor-faktor yang berkaitan dengan strategi-strategi yang perlu diambil. Selanjutnya peserta musyawarah diberi kesempatan mengajukan pendapat, usul, maupun keberatan- keberatannya. Mungkin mufakat ini melahirkan strategi kombinasi.[8]
2.      Ketrampilan Manusiawi
Hampir ketiga tingkat manajer harus menguasai ketrampilan manusiawi, walaupun diharapkan yang paling terampil adalah para manajer madya (middle management), sebab ketganya menghadapi manusia. Ketrampilan manusiawi pada hakikatnya merupakan kemampuan untuk mengadakan kontak hubungan kerja sama secara optimal kepada orang-orang yang diajak bekerja dengan memperhatikan kodrat dan harkatnya sebagai manusia.
Tujuan mengadakan antar hubngan kerja sama dengan para bawahan dalam suatu organisasi iaah agar para bawahan itu dapat memanfaatkan potensinya secara optimal dalam bekerja demi kepentingan organisasi dan para anggotanya. Di Indonesia  dalam masa pembangunan ini, para petugas pendidikan diharapkan dapat menjadi pejuang-pejuang pembangunan yang gigih.
Seorang petugas pendidikan akan bias menjadi pejuang pembangunan atau akan meningkatkan perjuangan sebagian besar bergantung kepada kemampuan manajer menggerakkan motivasinya. Oleh sebab itu, sebenarnya manusia itu bias diatur atau bias diajak berunding untuk mengatur diri bersama. Kuncinya adalah bagaimana para manajer menangani mereka sebagai bawahan agar dedikasi dan perjuangan mereka semakin menningkat dalam pendidikan.[9]

3.      Ketrampilan Teknik
Ketrampilan teknik sebagian besar perlu dikuasai oleh manajer terdepan. Sebab para manajer terdepan (low management) berhadapan langsung dengan para petugas pendidikan terutama para pengajar. Para manajer terdepan sekaligus bertindak sebagai supervisor, yang berkewajiban membina dan membimbing para pengajar agar mapu mengajar dengan sebaik mungkin. Dalam kesempatan yang sama mereka juga berkewajiban mengontrol cara kerja para pengajar.
Supaya dapat membimbing dan mengontrol secara betul, maka para manajer terdepan perlu paham akan teknik-teknik yang dipakai dalam memproses siswa/mahasiswa sejak mulai belajar di lembaga itu sampai lulus. Teknik-teknik ini pada garis besarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu teknik yang berkaitan dengan proses belajar mengajar dan teknik ketatausahaan.
Pada kelompok teknik pertama anta lain mencakup teknik mengatur lingkungan belajar dan media pendidikan, menyusun bahan pelajaran, mengatur suasana kelas, membimbing siswa/mahasiswa belajar, konseling, menyusun tugas-tugas berstruktur dan mandiri, cara membuat alat ukur dan cara menilai. Sedangkan kelompok teknik yang kedua antara lain mencakup ketatausahaan pengajaran, kesiswaan/mahasiswa, kepegawaian/personalia, keuangan, perlengkapan, dan sebagainya.[10]
 IV.            ANALISIS
Kita pada umumnya maklum bahwa tugas kewajiban guru yang utama adalah mendidik (mengajar). Tetapi agar tugas tersebut mampu mencapai tujuannya yakni tujuan pendidikan, guru harus melibatkan diri dalam masalah manajemen. Dalam hal inilah guru berfungsi sebagai manajer.
Demikian tugas guru amat kompleks, guru dituntut harus berpartisipasi dalam manajemen pendidikan di sekolah. Guru harus ikut memperhatikan kepentingan-kepentingan sekolahnya, baik yang bersifat kulikuler maupun masalah-masalah diluar kurikulum. Suatu pembaruan pendidikan tidak akan mencapai hasil yang optimal tanpa memperhatikan keikutsertaan guru secara optimal. Tentu saja yang dimaksud keikutsertaan di sini adalah program kurikulen dan juga bukan kulikuler.
Demikianlah kiranya menjadi jelas bahwa guru disekolah tidak hanya mengerjakan tugas-tugas mendidik (mengajaar) saja, melainkan juga ada tugas-tugas yang bersifat manajemen. Tugas yang belakangan ini tidak kalah penting dibandingkan  tugas pertama sebab merupakan tugas penunjang yang apabila guru melalaikannya maka akan menghambat pencapaian tujuan pendidikan.

    V.            KESIMPULAN
Kerja merupakan kegiatan dalam melakukan sesuatu dan orang yang kerja ada kaitannya dengan mencarai nafkah atau bertujuan untuk mendapatkan imbalan atas prestasi yang telah diberikan atas kepentingan organisasi.
Tingkatan manajemen dilihat dari tingakatan organisasi, manajemen dibagi dalam 3 tingkatan yaitu:Manajemen Puncak (Top Management), Manajemen Menengah (Middle Management), Manajemen Bawah/Lini (Low Management)
Peran manajer terbagi menjadi 3 peran besar yaitu; interpersonal, informational, dan decisional. Interpersonal roles
ketrampilan yang harus dimili oleh manajer yaitu ketrampilan konsep, ketrampilan kemanusiaan, dan ketrampilan teknik.

 VI.            PENUTUP
            Demikian makalah ini penulis buat. Apabila dalam makalah ini ada kesalahan dan kekurangan mohon dimaafkan, karena penulis manusia biasa yang bisa salah dan lupa. Penulis meminta kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.


























DAFTAR PUSTAKA


Abeng, tantri. Profesi Manajemen, Jakarta: Gramedia, 2006
Fattah, nanang. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996
Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta:Bina Akasara, 1988
Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia; edisi revisi, Jakarta: Bina Rineka Cipta, 2004
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2010
Usman, Husaini, Manajemen; Teori,Praktik,dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Atika Dennie, Asas-asas Manajemen, (www.mhs.blog.ui.ac.id, 2011) diakses pada tanggal 14 oktober 2011
Wiwin fitriana, Tingkatan manajer dan keahlian yang harus dimiliki, (www.cerita-wiwinfitriana.blogspot.com, 2010) diakses pada tanggal 14 oktober 2011











HAKIKAT PEKERJAAN DAN KETRAMPILAN MANAJERIAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah   : Dasar – Dasar Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu      : Dr. H. Fatah Syukur NC, M.Ag

FORMULIR PENDAFTARAN IAIN SEMARANG.jpg

Disusun oleh:
Mohamad Nur Ikhwan
NIM: 103711017

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011



[1] Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia,(Jakarta: Bina Aksara,1988), hal.217
[2] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2008), hal.19
[3] Atika Dennie, Asas-Asas Manajemen, ( mhs.blog.ui.ac.id : 2011)
[4] Wiwin Fitriani, tingkatan manajer dan keahlian yang harus dimiliki ,( www.cerita-wiwinfitriana.blogspot.com: 2010)
[5] Husaini Usman, M.Pd, Manajemen:Teori,Praktik,dan Riset Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), hal.17-21
[6] Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004,) hal.204
[7] Ibid, hal. 207
[8] Ibid, hal. 208-209
[9] Ibid, hal.218
[10] Ibid, hal.230-231

0 komentar:

Posting Komentar