Kelarutan, Aktivitas, dan Koefisien Aktivitas Elektrolit Kuat
I.
TUJUAN
a. Mengukur kelarutan barium iodat dalam
larutan KCl dengan berbagai kekuatan ion.
b. Menghitung kelarutan barium iodat ada I =
0 dengan jalan ekstrapolasi.
c. Menghitung koefisien aktivitas rata-rata
barium iodat pada berbagai nilai I dan menguji penggunaan hukum Debye-Huckle.
II.
LATAR BELAKANG TEORI
Salah satu
cara untuk menunjukkan hubungan antara kekuatan ion dan aktvitas ion adalah mempelajari
perubahan kelarutan elektrolit yang sedikit larut (misalnya Ba (IO3)2)
sebagai aikbat adanya penambahan elektrolit lain (bukan ion senama, misalnya
KCl). Agar hukum Debye-Huckel dapat diterapkan, konsentrasi larutan elektrolit
sedikit larut tersebut harus diukur dengan tepat walaupun konsentrasinya
rendah. Selain itu kelarutannya dalam air harus berada dalam batas kisaran
hukum Debye-Huckel, yaitu kelarutan ion<0,01 M untuk elektrolit 1-1
(uni-univalen).
Salah satu
elektrolit yang memenuhi kriteria di atas adalah Ba(IO3)2 yang
konsentrasinya dapat di tentukan dengan menggunakan metode volumetrik yang
sederhana. Dengan menganalisis data yang diperoleh akan didapat koefisien
ativitas rata-rata (y±).
Aktivitas
atau koefisien aktivitas suatu individu ion secara percobaan tidak dapat ditentukan,
karena itu di definisikan aktivitas rata-rata a±, dan koefisien aktivitas rata
–rata y ± yang untuk elektrolit 1-2 (uni-bivalen) didefinisikan sebagai
berikut:
a± = (a+ a-2)1/3
y± = (y+ y-2)1/3 (1)
c± = (c+ c-2)1/3
Bila nilai
konsentrasi (c) dinyatakan dalam mol/liter, maka berdasarkan definisi diatas di
peroleh:
a± = y±.c± =
Ka1/3 = konstanta (2)
Dalam hal
ini, a adalah hasil kali aktivitas kelarutan yang dapat di turunkan sebagai
berikut:
Ba(IO3)2 Ba2+ +
2IO3- (3)
(4)
Misalnya
dalam larutan terdapat elektrolit lain yang tidak mengandung ion senama dengan
Ba(IO3)2 (misal KCl) dan anggap kelarutan Ba(IO3)2 dalam air adalah s mol/liter, maka c+
(konsentrasi ion Ba2+ dalam larutan) = s mol/liter dan c-
(konsentrasi ion IO3- dalam larutan)= 2s mol/liter.
Dari persamaan (1) akan
diperoleh:
c± = 159 s
(5)
Dengan menggabungkan
persamaan (5) dengan persamaan (2) diperoleh
sy± = (Ka1/3/1,5)
= konstanta = so
(6)
Dalam hal ini
so adalah kelarutan teoritis bila y± mendekati 1 satu (=1) yaitu pada keadaan
dimana kekuatan ion sama dengan nol (I=0). Karena y± selalu menurun dengan
meningkatnya kekuatan ion, maka baik kelarutan dan hasil kali kelarutan, Ksp
(dinyatakan dalam onsentrasi, bukan dalam aktivitas) dari elektrolit yang sedikit
larut akan meningkat dengan adanya penambahan elektrolit lain yang tidak
mengandung ion senama. Jika nilai so dapat ditentukan dengan jalan ekstrapolasi
ke kekuatan ion sama dengan nol, maka y± pada berbagai konsentrasi akan dapat
dihitung (y± = so/s).
Pada
larutan elektrolit, s bergantung pada kekuatan ion yang didefinisikan sebagai:
(7)
Keterangan:
ci
= konsentrasi ion ke-i dalam mol/liter
zi
= muatan ion ke-i
Kekuatan ion
(I) harus dihitung berdasarkan semua ion yang berada di dalam larutan. Nilai I
terendah yang dapat digunakan untuk mengukur kelarutan dibatasi oleh kelarutan
elektrolit dalam air. Ekstrapolasi ke kekuatan ion sama dengan nol, dilakukan
berdasarkan teori Debye-Huckle untuk elektrolit kuat.
Teori
Debye-Huckle menyatakan bahwa untuk larutan dengan kekuatan ion yang rendah
(I<0,01) untuk eletrolit univalen (1-1), koefisien aktivitas rata-rata suatu
elektrolit yang berdisosiasi menjadi ion bermuatan Z+ dan Z- dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan:
Log y± =
-A|Z+.Z-|üI)
(8)
A = tetapan
dan untuk larutan dengan pelarut air pada suhu 25°C nilainya adalah 0,509.
Gabungan persamaan (6) dan (8) untuk Ba(IO3)3 diperoleh:
Log s = log
so + 2Aü1
Jadi, pada
kekuatan ion yang rendah kurva log s sebagai fungsi I1/2 akan berupa
garis lurus.
III.
ALAT DAN BAHAN
a. Alat:
1. Labu erlenmeyer 250 ml 3. Labu takar 250 ml 5. Pipet 25 ml
2. Buret 4.
Labu takar 100 ml
b. Bahan
1. KCl 0,1 M
2. Ba(IO3)2 (dapat
disiapkan dari pencampuran NaIO3 dan BaCl2)
3. Na2S2O3
0,01 M
4. HCl 1 M
5. KI 0,5 g/L
6. Kanji 1%
IV.
CARA KERJA
I.
DATA PENGAMATAN
No. Labu
|
Konsentrasi lar KCl (M)
|
Volume tiosulfat (ml)
|
|
V1
|
V2
|
||
1
|
0.10
|
-
|
-
|
2
|
0.05
|
-
|
13.7
|
3
|
0.02
|
-
|
9.2
|
4
|
0.01
|
7.9
|
7.7
|
5
|
0.05
|
6.8
|
-
|
6
|
0.02
|
-
|
5.4
|
7
|
0.00
|
4.2
|
4.2
|
II.
PEMBAHASAN
Percobaan ini
bertujuan untuk mengukur kelarutan barium iodat dalam larutan KCl dengan
berbagai kekuatan ion, menghitung kelarutan barium iodat pada I = 0 dan
menghitung koefisien aktivitas rata-rata barium iodat pada berbagai I serta
menguji penggunakan hukum Debye-Huckle. Untuk menunjukkan antara kekuatan ion
dan aktivitas ion dapat dilihat dari perubahan kelarutan elekttrolit yang
sedikit larut dalam air, dalam hal ini Ba(IO3)2. Sebagai
akibat penambahan elektrolit lain bukan senama KCl, dari hasil perhitungan
diperoleh grafik hubunganterhadap
kelarutan. Dapat dilihat bahwa kelarutan akan naik dengan naiknya konsentrasi.
Demikian juga sebaliknya, dari grafik plot s terhadapdiperoleh
persamaan regresi linear y = 7.7913x - 4.002 yang sebanding dengan persamaan
log s = 2A + log so. Dengan jalan ekstrapolasi (x = 0)
diperoleh log s = -4,002 dn kelarutan (s) = 9.54.10-5.
Kelarutan pada larutan elektrolit
bergantung pada kekuatan ion, dimana kelarutan semakin meningkat dengan
meningkatnya kekuatan ion. Teori Debye-Huckle memprediksi bahwa logaritma
koefisien ionik rata-rata adalah fungsi linear dari akar pangkat dua kekuatan
ionik dan slopenya bernilai negatif. Koefisien aktivitas ionik hanya bergantung pada muatan ion dan
konsentrasinya. Hubungan antara keduanya dapat dilihat dari grafik yang
diperoleh dari hasil perhitungan. Sesuai grafik dapat dilihat bahwa koefisien
aktivitas ionik rata-rata naik dengan turunnya konsentrasi.
Hasil percobaan kurang
sempurna, mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
1. Kekurangtelitian praktikan saat percobaan,
misalnya pada saat menimbang bahan.
2. Validitas alat yang digunakan.
3. Kesalahan analisa data.
III.
JAWABAN PERTANYAAN
T = 25°C
Konstanta dielektrik = 78,5
e = 1,6. 10-19
NA = 6,02.10-23
mol
k = 1,381.10-23
J/mol
A = ......?
H2O H+ + OH-
I = ½ (10-7 + 10-7)
= 10-7
ln y± =
= 0,00953.10-30.
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
o
Kelarutan
barium iodat semakin menurun dalam larutan KCl yang konsentrasinya semakin rendah
dengan kekuatan ion yang semakin besar.
o
Kelarutan
barium iodat pada I = 0 dengan ekstrapolasi adalah 9.54.10-5
M.
o
Koefisien aktivitas rata-rata
barium iodat (y±) pada berbagai nilai I
dapat dilihat pada tabel lampiran.
o
Koefisien aktivitas ionik rata-rata
semakin meningkat dengan turunnya konsentrasi.
b. Saran
1. Praktikan hendaknya melakukan persiapan
secara matang.
2. Praktikan lebih teliti dalam melakukan
pengamatam
3. Alat yang digunakan sesuai dengan standar.
Ora mudeng blas... hehe
BalasHapusanda bukan orang kimia jadi kurang paham hal yang wajar, tapi jangan menyerah, kalo mau belajar pasti bisa.
BalasHapusMumet, kawan... haha
BalasHapussemangat :-)
BalasHapus